Belajar mengasah otak kanan dan otak kiri dengan bermain alat musik, dan mengujinya, drumband.
Salah satu ekstrakurikuler yang ada di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Miftahussalam Karanggeneng adalah drumband. Semua santri TKIT Miftahussalam Karanggeneng (selanjutnya disebut santri) mengikuti ekstra ini. Meskipun dengan keterbatasan alat, namun dapat diatur untuk bisa semua bermain alat maupun bendera. Ekstra drumband dilaksanakan setiap Kamis di lingkungan TKIT Miftahussalam dengan tujuan melatih santri mengasah otak sekaligus membiasakan santri mendengar suara yang keras.
“Anak-anak jadi bisa mengasah otak mereka, karena mata, tangan, telinga, dan pikiran mereka mesti harus belajar fokus. Anak-anak juga jadi berani dengar suara keras, karena pernah ada juga anak-anak yang dengar suara keras aja takut, nangis.” Kata Ibu Haryanti, selaku Kepala TKIT Miftahussalam Karanggeneng.
Adapun lomba terakhir terlaksana pada hari Ahad, 10 Februari 2019 di Gedung Olah Raga (GOR) Tridadi, Sleman. Santri membawakan dua lagu yang mestinya sudah tidak asing di telinga para juri dan pendengar, yaitu Maulana ya Maulana dari Nissa Sabyan dan lagu Yalalwaton. Kedunya dimainkan dengan kompak dan rapi, walopun masih perlu aba-aba dari pelatih. Santri membawakan kedua lagu dengan antusias dan percaya diri.
Juara II
Meskipun belum mendapat Juara I apalagi juara umum seperti tahun-tahun sebelumnya, juara II merupakan perolehan awalan di tahun 2019. Selanjutnya masih ada lomba drumband level Jateng DIY pada April 2019 mendatang. Lomba nanti berbeda dengan lomba sebelumnya, karena santri akan dilepas pelatih pada saat tampil.
“Besok bulan April tingkatnya sampai Jateng. Beda dengan yang kemarin, nanti anak-anak (santri) juga dilepas (tidak dipandu selama tampil) jadi mau seperti apa hasilnya ya bebas.